Perkembangan Terbaru Covid-19 di Meksiko – Pandemi COVID-19 telah menimpa seluruh dunia. Hampir semua negara yang ada di dunia telah memiliki kasus positif COVID-19. Beberapa negara telah mampu menghadapi gelombang pertama dari COVID-19. Akan tetapi, beberapa negara lain masih berusaha untuk terus menurunkan angka kasus positif setiap harinya pada gelombang kedua COVID-19. Hal ini juga menimpa negara Meksiko. Negara yang terletak di Benua Amerika Selatan ini juga tengah berusaha untuk terus menurunkan angka positif COVID-19 melalui beberapa kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah negara tersebut. Lantas, bagaimana perkembangan dan kondisi terkini dari negara Meksiko terhadap pengendalian kasus COVID019? Berikut ini beberapa berita terbaru mengenai penanganan kasus positif COVID-19 di negara Meksiko.
Salah satu hal yang terjadi akibat adanya kasus pandemi COVID-19 yang ada di Meksiko adalah penutupan akses di perbatasan antara Meksiko dan Amerika Serikat. Hal ini dilakukan oleh kesepakatan antara Amerika Serikat dan Meksiko. Penutupan akses perbatasan ini telah diperbarui selama beberapa kali. Pada kesepakatan terakhir, penutupan akses perbatasan ini diperbarui hingga 21 September. Mengapa harus dilakukan penutupan akses perbatasan? Kebijakan ini dilakukan untuk mengurangi arus perpindahan warga negara antara dua negara. Sehingga, penyebaran virus COVID-19 dapat dihambat dan tidak membuat sebuah kluster baru dari perpindahan COVID-19 dari dua negara. Akan tetapi, akses perbatasan masih memperbolehkan transportasi beberapa barang yang merupakan bagian dari perdagangan antara Amerika Serikat dan Meksiko, meskipun jumlahnya masih sangat terbatas dibandingkan sebelum pandemi COVID-19.
Meksiko merupakan salah satu negara yang memiliki kasus positif COVID-19 sangat tinggi. Setidaknya ada 540 ribu warga negara Meksiko yang telah dikonfirmasi positif COVID-19. Selain itu, ada dari lebih 59 ribu warga negara Meksiko yang telah meninggal akibat COVID-19. Untuk mengatasi hal tersebut, pemerintah Meksiko mengeluarkan beberapa kebijakan salah satunya adalah untuk membeli vaksin dari negara Rusia agar bisa digunakan di negara Meksiko. Sebelumnya, Rusia telah melakukan beberapa penelitian dan uji coba mengenai vaksin COVID-19 yang mereka kembangkan. Setelah itu, Rusia melakukan uji coba pada puluhan orang untuk menguji efektivitas vaksin COVID-19 sebelum mengeluarkan lisensi vaksin. Melihat kondisi ini, Meksiko kemudian menjalin kerjasama dengan Rusia dan membeli vaksin hasil penelitian Rusia ini dalam jumlah sekitar 2.000 vaksin. Selain menjalin kerja sama dengan Rusia, pemerintah Meksiko juga berusaha untuk mendapatkan vaksin dari beberapa negara lain seperti Amerika Serikat dan China. Hal ini dilakukan untuk memperbaiki kondisi kesehatan dari warga negara COVID-19.
Meksiko juga telah kehilangan salah satu menterinya yaitu Menteri Kesehatan Negara Bagian Chihuahua yaitu Dr. Jesus Grajeda akibat terkonfirmasi positif virus COVID-19. Awalnya, Dr. Jesus Grajeda telah dirawat selama beberapa hari di rumah sakit sesaat setelah terkonfirmasi positif. Akan tetapi, karena kondisinya yang terus memburuk membuat Dr. Jesus Grajeda yang juga merupakan pemain ini harus menghembuskan nafas terakhirnya setelah berjuang melawan virus COVID-19, Ungkapan belasungkawa ini diutarakan oleh beberapa pejabat di Meksiko.
Banyaknya kasus positif COVID-19 yang ada di Meksiko tidak hanya membuat tingginya angka kematian, terpuruknya ekonomi, dan berhentinya aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat. Akan tetapi, tingginya kasus positif COVID-19 membuat banyak permasalahan lain terutama di bidang lingkungan. Hal ini dibuktikan dengan adanya tumpukan sampah limbah medis seperti bekas pakaian perlindungan tenaga medis atau Alat Perlindungan Diri, sarung tangan, masker, dll yang tidak ditangani dengan baik. Sehingga, membuat banyak tumpukan sampah di sekitar rumah sakit.