Hutan bakau purba ditemukan tersembunyi di Sekitar Semenanjung Yucatán Meksiko – Hutan bakau purba yang tersembunyi di hutan hujan di jantung Semenanjung Yucatán menjadi fokus studi baru oleh para peneliti dari Meksiko dan Amerika Serikat.
Hutan bakau purba ditemukan tersembunyi di Sekitar Semenanjung Yucatán Meksiko
eldailypost – Terletak 170 kilometer dari laut di tepi Sungai San Pedro Martir di kotamadya Balancan, Tabasco, ekosistem ini tidak biasa karena bakau biasanya ditemukan di sepanjang garis pantai tropis dan subtropis.
“Menggabungkan beberapa bukti, kami menunjukkan bahwa hutan yang masih ada ini adalah peninggalan dari masa lalu, dunia yang lebih hangat ketika permukaan laut relatif lebih tinggi 6 hingga 9 meter daripada saat ini,” kata para peneliti dalam sebuah makalah yang diterbitkan Senin di Proceedings of Akademi Ilmu Pengetahuan Nasional Amerika Serikat . Relik adalah sisa dari spesies yang sebelumnya tersebar luas yang bertahan di daerah terpencil.
Baca juga : 10 museum terbaik di Mexico City
“Temuan kami menyoroti dampak lanskap yang luas dari perubahan iklim masa lalu di garis pantai dunia dan membuka peluang untuk lebih memahami skenario masa depan kenaikan permukaan laut relatif,” kata para peneliti, yang bekerja di University of California di Amerika Serikat, Juárez Autonomous University of Tabasco dan Pronatura Noroeste, sebuah organisasi konservasi di Ensenada, California.
Lewat riset mereka, yang menggabungkan informasi genetik, ilmu bumi serta vegetasi dengan pemodelan dataran laut, para periset merumuskan kalau hutan bakau San Pedro dibuat di posisi dikala ini di Tabasco sepanjang rentang waktu interglasial terakhir dekat 125. 000 tahun yang kemudian, kala dataran laut besar. lumayan buat membanjiri lapangan kecil Tabasco. Itu senantiasa di situ dalam pengasingan apalagi kala lautan mundur sepanjang glasiasi terakhir.
“ Bagian sangat luar biasa dari riset ini merupakan kita bisa mengecek ekosistem bakau yang sudah terjebak dalam durasi sepanjang lebih dari 100. 000 tahun,” tutur Octavio Aburto- Oropeza, pakar ilmu lingkungan maritim Universitas California serta salah satu pengarang ajudan..
“ Pasti saja terdapat lebih banyak buat ditemui mengenai gimana banyak genus di ekosistem ini menyesuaikan diri di semua situasi area yang berlainan sepanjang 100. 000 tahun terakhir. Menekuni menyesuaikan diri era kemudian ini hendak amat berarti untuk kita buat lebih menguasai situasi era depan dalam hawa yang berganti.”
Carlos Burelo, seseorang pakar botani di Universitas Independensi Juárez serta masyarakat asli Tabasco, bawa hutan bakau jadi atensi para periset lain pada tahun 2016.
“ Aku lazim memancing di mari serta main di hutan bakau ini semenjak kecil, namun kita tidak sempat ketahui benar gimana mereka hingga di situ,” tuturnya.“ Seperti itu persoalan penganjur yang memadukan regu.”
Felipe Zapata, salah satu dari 2 pakar ilmu lingkungan Universitas California yang mengetuai riset genetik buat berspekulasi asal serta umur mangrove, melukiskan penemuan riset ini selaku“ luar lazim.”
“ Tidak cuma bakau merah di mari dengan asal- usulnya tercetak dalam DNA mereka, namun semua ekosistem laguna pantai dari interglasial terakhir sudah menciptakan proteksi di mari,” tuturnya.
Para periset berkata mereka berambisi penemuan mereka memastikan Tabasco serta penguasa federal mengenai perlunya mencegah ekosistem purba.
“ Cerita daur glasial Pleistosen tercatat dalam DNA tanamannya menunggu para akademikus buat meleraikannya, namun yang lebih berarti, hutan bakau San Pedro mengingatkan kita mengenai akibat menggemparkan pergantian hawa di lapangan tepi laut Teluk Meksiko bila kita tidak mengutip aksi lekas buat mengakhiri emisi gas rumah cermin,” tutur mereka.
ekosistem bakau purba berkembang produktif lebih dari 200 km dari laut terdekat. Itu amat abnormal, sebab bakau- pohon, belukar serta palem yang lapang dada kepada garam, umumnya berkembang serta ditemui di selama garis tepi laut tropis serta subtropis.
Para periset rute patuh ilmu dari University of California, Amerika Sindikat serta para periset dari Meksiko melaksanakan riset terstruktur pada hutan bakau purba itu.
pada 4 Oktober 2021 dengan kepala karangan Relict inland mangrove ecosystem reveals Last Interglacial sea levels.
Bagi periset, hukan bakau ataupun mangrove purba itu semacam” Bumi yang lenyap” sebab terdapat jauh dari tepi laut di selama pinggir Bengawan San Pedro Syahid. Menghampar dari hutan hujan El Peten di Guatemala sampai area Balancan di Tabasco, Meksiko.
Bakau merah( Rhizophora mangle) serta genus lain yang terdapat di ekosistem istimewa itu dikenal cuma berkembang di air payau ataupun air kira- kira payau. Regu periset dari 2 negeri pergi buat menciptakan gimana bakau pantai terletak sedemikian itu jauh ke banat di air payau yang betul- betul terasing serta jauh dari laut.
Dengan menggabungkan informasi genetik, geologis serta vegetasi dengan pemodelan dataran laut, riset itu membagikan pemikiran sejenak mengenai ekosistem pantai purba. Para periset periset menciptakan kalau hutan bakau yang tersembunyi itu menggapai posisi itu sebab sudah terletak di situ lebih dari dekat 125. 000 tahun semenjak rentang waktu interglasial terakhir. Hutan itu sudah bertahan di situ serta terasing dikala lautan mundur sepanjang glasiasi terakhir.
Riset itu membagikan cerminan mengenai area garis besar sepanjang rentang waktu interglasial terakhir. Kala Alam jadi amat hangat serta susunan es poros meleleh segenap, membuat dataran laut garis besar jauh lebih besar dari dikala ini.
” Bagian sangat luar biasa dari riset ini merupakan kita bisa mengecek ekosistem bakau yang sudah terjebak dalam durasi sepanjang lebih dari 100. 000 tahun,” tutur Octavio Aburto- Oropeza, kawan pengarang yang ialah pakar ilmu lingkungan laut di Scripps Institution of Oceanography di UC San Diego serta PEW Marine Fellow dalam rilisnya.
Beliau berkata, terdapat banyak yang bisa ditemui mengenai gimana banyak genus di ekosistem ini menyesuaikan diri di semua situasi area yang berlainan sepanjang 100. 000 tahun terakhir.” Menekuni menyesuaikan diri era kemudian ini hendak amat berarti untuk kita buat lebih menguasai situasi era depan dalam hawa yang berganti,” tuturnya.
Mencampurkan sebagian fakta, riset ini membuktikan kalau ekosistem bakau yang sangat jarang serta istimewa di Bengawan San Pedro merupakan aset makhluk bernyawa yang bertahan dari rentang waktu tadinya. Dikala itu bumi lebih hangat serta dataran laut relatif 6 hingga 9 m ataupun dekat 20 sampai 30 kaki lebih besar dari dikala ini.
Lumayan besar buat membanjiri lapangan kecil Tabasco di Meksiko serta menggapai apa yang saat ini jadi hutan hujan tropis di pinggir Bengawan San Pedro. Riset itu menerangi akibat lanskap yang besar dari pergantian hawa era kemudian di garis tepi laut bumi serta membuktikan kalau sepanjang interglasial terakhir, beberapa besar lapangan kecil pantai Teluk Meksiko terletak di dasar air.
Tidak hanya membagikan pemikiran sejenak berarti mengenai era kemudian serta mengatakan pergantian yang dirasakan oleh wilayah tropis Meksiko sepanjang era es, penemuan ini pula membuka kesempatan buat lebih menguasai skrip ekskalasi dataran laut relatif di era depan. Mengenang dikala ini pergantian hawa lalu berjalan lebih kilat serta menyebar.
Buat dikenal, pada tahun 2016, Carlos Burelo, seseorang pakar botani di Universidad Juarez Autonoma de Tabasco serta masyarakat asli wilayah itu, menarik atensi badan regu yang lain kepada kehadiran ekosistem itu.” Aku lazim memancing di mari serta main di hutan bakau ini selaku anak kecil, tetapi kita tidak sempat ketahui benar gimana mereka hingga di situ. Seperti itu persoalan penganjur yang memadukan regu,” tutur Burelo.
Kegiatan alun- alun Burelo serta survey keragaman biologi di area itu membuat bawah yang kokoh dari riset ini. Penemuannya yang luar lazim mengenai ekosistem purba didokumentasikan dalam” Memories of the Future: the modern discovery of a relict ekosistem” suatu film pendek juara apresiasi yang dibuat oleh alumni Scripps, Ben Fiscella Meissner.
Saat ini, regu periset rute patuh ilmu dari 2 negeri sudah dengan cara kolaboratif menekuni ekosistem itu. Semenjak tahun 2016, para periset sudah sebagian kali mengakulasi batuan, sedimen, serta fosil buat dianalisis di makmal, menolong mereka menciptakan fakta dari era kemudian yang tidak berubah- ubah dengan area laut.
Para pengarang menulis kalau area di dekat posisi riset dengan cara analitis hadapi deforestasi pada tahun 1970- an oleh konsep pembangunan yang salah arah; perbatasan Bengawan San Pedro cuma terbantu sebab buldoser tidak bisa menjangkaunya. Wilayah ini sedang rawan oleh kegiatan orang, alhasil para periset menekankan perlunya mencegah wilayah yang berarti dengan cara biologis ini di era depan.
Bagi para periset, hutan bakau purba itu tidak cuma menarik buat dipelajari sebab menaruh cerita daur glasial pleistosen yang tercatat dalam DNA tanamannya, tetapi menegaskan kita mengenai akibat menggemparkan pergantian hawa. Paling utama di lapangan tepi laut Teluk Meksiko bila kita tidak mengutip aksi lekas buat mengakhiri emisi gas rumah kaca
” Kita berambisi hasil( riset) kita memastikan penguasa Tabasco serta administrasi area Meksiko mengenai perlunya mencegah ekosistem ini,” tutur para periset.